Ponsel yang kita gunakan banyak menyimpan data-data termasuk data pribadi seperti akun, password, foto dan lain-lain. Data pribadi ini tentunya merupakan data yang sangat sensitif sehingga harus kita jaga. Data pribadi ini tentunya dapat dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Berikut ini tips atau cara menghindari pencurian data
Update Antivirus
Pencurian data pribadi dilakukan oleh malware yang ter-install secara diam-diam ketika pengguna meng-install sebuah aplikasi lain. Dan pastinya pengguna tidak akan bisa mendeteksinya secara manual. Untuk itu, pengguna perlu program antivirus untuk melakukan pengecekan berkala.
Pada beberapa ponsel OPPO yang menggunakan ColorOS 3.0 sudah ada antivirus sehingga pengguna tidak perlu meng-install lagi. Pengguna hanya perlu mengecek dan memperbarui basis data virus. Cara memperbarui bisa dilihat Database Antivirus di ColorOS 3.0 belum update? Ini caranya.
Aplikasi untuk mencegah pencurian data
Selain antivirus, ada juga beberapa aplikasi yang mampu mendeteksi bila ada aplikasi lain yang melakukan pencurian data dari ponsel pengguna. Aplikasi semacam ini biasanya bekerja dengan cara memonitor aplikasi lain dan melihat bagaimana cara masing-masing aplikasi diperangkat memperlakukan data-data pribadi pengguna. Aplikasi semacam ini bisa didapatkan di Google Play Store, mulai dari yang gratis hingga yang berbayar.
Jangan download selain dari Google Play Store
Aplikasi yang tidak jelas tentu tidak bisa dipertanggungjawabkan kualitas dan keamanannnya. Oleh sebab itu, jangan pernah mencoba meng-install aplikasi yang di download dari sumber-sumber yang tidak familiar dan tidak terpercaya. Jangankan aplikasi dari sumber yang tidak jelas, aplikasi-aplikasi yang ada di Google Play Store saja belum tentu semuanya aman dan terjamin. Jadi, pengguna harus benar-benar memperhatikan aplikasi tersebut sebelum meng-install di ponsel.
Perhatikan Permissions
Sebelum meng-install aplikasi dari Google Play Store, perngguna harus memperhatikan Permission. Setiap akan meng-install suatu aplikasi, pasti perngguna akan diminta Permission atau Ijin tentang hal-hal apa saja yang boleh diakses oleh sebuah aplikasi. Permission inilah yang perlu kita baca dan perhatikan juga.
Pastikan apa yang akan diakses oleh aplikasi tersebut memang relevan. Bila satu aplikasi sederhana mempunyai permintaan akses yang sangat luas, maka perlu diwaspadai. Sebagai contoh, sebuah aplikasi lampu senter sederhana meminta ijin untuk mengakses file media dan lokasi. Ini tentu sangat mencurigakan. Lebih baik jangan install aplikasi semacam ini.
Jangan simpan data sensitif di ponsel
Yang dimaksud dengan data sensitif adalah data-data yang akan sangat gawat bila tercuri. Sebagai contoh adalah nomor kartu kredit, PIN kartu ATM, foto-foto seksi dan semacamnya. Segala data tentang identitas dapat digunakan untuk pencurian identitas dimana sang penjahat akan melakukan aksi ilegal atas nama pengguna. Data tentang keuangan, sudah pasti, akan digunakan untuk menggasak semua saldo tabungan dan limit kreditmu. Sementara media berkonten seksi bisa mereka eksploitasi untuk bisnis pornografi atau prositusi online.
Jangan klik Link mencurigakan
Sering kali pengguna mendapat email atau SMS dari orang yang tidak dikenal, yang isinya link untuk dikunjungi atau suatu file untuk diunduh. Jika pesan ini datang dari sumber yang tidak dikenal, sebaiknya langsung hapus saja dan jangan pernah membuka link atau attachment tersebut. Bisa jadi itu adalah malware yang akan ter-install otomatis di perangkat pengguna saatmengkliknya. Link malware juga seringkali muncul dalam bentuk pop-up saat browsing internet. Jadi hindari link tidak jelas untuk mencegah pencurian data pribadi pengguna.
Hindari menggunakan Wifi umum, terutama saat keperluan transaksi
Cara mencegah pencurian data yang terakhir yaitu hindari WiFI gratisan. Meskipun WiFi gratisan selalu menggiurkan karena akan menghemat kuota pengguna, tapi ingat yang gratisa itu biasanya ada kekurangannya. Dalam hal koneksi WiFi, gratisan WiFi yang banyak tersedia di tempat umum biasanya tidak memiliki tingkat keamana dan sebaik WiFi di kantor atau rumah sendiri.
Apalagi bila WiFi tersebut tidak jelas siapa yang menyediakan. Mengkoneksikan perangkat pengguna ke WiFi terbuka seperti ini bisa jadi merupakan jalan bagi hacker untuk meng-install malware dalam perangkat pengguna, yang kemudian akan mencuri data-data pribadi tanpa disadari sama sekali. WiFi publik semacam ini utamanya sangat tidak disarankan terutama untuk dipakai bertransaksi online.
Selain cara diatas, tentu saja semua kembali ke masing-masing pengguna bagaimana cara menyimpan data-data pribadi yang penting. Sehingga data-data pribadi yang penting dan sensitif tetap aman, terjaga dan terhindar dari penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.